Rabu, 15 Januari 2014

Buruh Paksa, Perintis Dan Pelaku Sejarah Sawahlunto




BURUH PAKSA ,PERINTIS DAN PELAKU SEJARAH

Pembangunan Jalur Kereta Api
Dari hasil  Laporan ekspedisi dan ekplorasi geologi Belanda seperti  Ir. C. De Groot tahun 1858 dan oleh Ir. Willem Hendrik De Greve tahun 1868(Mijn Ingenieur) dan ditindak lanjuti oleh Ir. Verbeck, ditemukan diperut bumi Sawahlunto kandungan batubara dengan tafsiran mencapai ratusan juta ton batubara, yang berkualitas sangat bagus.

Sabtu, 04 Januari 2014

Karta dan penderitaan manusia rantai di zaman kolonial Belanda

Batu bara di Sawahlunto terpendam jauh di bawah tanah. Dahulu, pada awal penambangan dibuat terowongan besar di kaki bukit untuk pekerja dan lori pembawa batu bara keluar-masuk.Di bagian dalam terowongan, penggalian bersimpang siur kiri-kanan dan atas-bawah. Supaya tidak runtuh, terowongan itu disangga dengan balok kayu. Ada kalanya terowongan itu runtuh juga hingga ada pekerja yang mati karena terkurung atau tertimbun reruntuhan.

Kamis, 02 Januari 2014

"Rantai" Itu Masih Membelenggu Keturunan Mereka

DHULUR Tunggal Sekapal. Papan nama yang sudah lapuk dimakan hujan itu menggantung di teras rumah Kadul (55), di Tangsi Baru, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. Papan itu sama lapuknya dengan sofa tempat Kadul biasa mencari udara segar dari terpaan hawa panas sehari-hari.

Sejarah Mbah Soero

Samin Soerosentiko (Mbah Soero)

Pada abad 19, orang Belanda mendatangkan tahanan/tawanan dari Pulau Jawa, Salah satunya lebih akrab di panggil Mbah Soero dan diangkat menjadi mandor oleh Kolonial Belanda  karena ilmu kebatinan yang dimilikinya dan disegani oleh Belanda dan Kaum buruh, Ia ditugaskan untuk mengawasi penambang di Lobang Lembah Soegar (Lobang Mbah Soero).

Mbah Soero memiliki Trah Majapahit dari Demak, Istrinya orang Madura. Nama asli Mbah Soero adalah Samin Soerosentiko, lahir pada tahun 1859, di Desa Plosokhediren, Randublatung, Kabupaten Blora.

Anak Cucu Keturunan Buruh Paksa (Orang Rantai)

Sukadi T
Sukadi T, lahir pada tanggal 05 Mei 1958 di Sawahlunto adalah cucu keturunan pekerja paksa yaitu Mbah Wongso Karyo dari pihak bapak dan Mbah Karno dari pihak ibu. Beliau berdua adalah pelaku pekerja paksa di Sawahlunto di jaman Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda.

SUKADI. T05 MAI 
1958Sukadi (kadul) berhasil mengungkap sejarah masa lalu kekejaman kolonial Belanda.
Ia menyusun dan merangkum tentang eksploitasi pekerja paksa (Orang Rantai) Dan Pelanggaran Hak-hak Asasi Manusia Sejagad atau Declaration Universal Of Human Right (DUHAM) di Sawahlunto, Sumatera Barat.